RESENSI FILM
MILLI & NATHAN
Oleh:
DEBORA
ELISABETH PURBA
NIM.
7123210008
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN 2014
MILLI & NATHAN
Judul Film : Milli & Nathan
Sutradara : Hannya R. Saputra
Produser : Frederica
Penulis : Titien Wattimena
Tokoh Utama : Olivia Lubis Jensen dan Chris Laurent
Tokoh Lain : Sabai Morscheck, Chaca Rasidy
Ariefiansyah, Fendy Chow, Frans Tumbuan,
Minati
Atmanegara, HIM Damsyik, Mario Lawalata, Uwie Jasmine, Dave
Alexander,
Dimas Beck
Distributor : Falcon Pictures
Genre Film : Drama
Negara : Indonesia
Tahun Rilis : 2011
Durasi Film :
110 menit
Sinopsis Film:
Milli
dan Nathan saling suka dari SMU di Bandung. Nathan suka membantu Milli belajar,
Milli dengan segala kelucuannya bisa mencairkan kekakuan Nathan. Mereka pun
pacaran. Sampai lulus SMU, Nathan masuk ke universitas impiannya di Jakarta.
Milli tetap di Bandung. Nathan memutuskan hubungan karena ingin konsentrasi
dengan kuliahnya. Milli sebaliknya, tidak suka kuliah, Milli mau jadi penulis
novel. Mereka masih saling merindukan. Sampai Milli akhirnya benar-benar berhenti
kuliah dan menulis buku.
Dalam
kunjungan Milli ke Jakarta, dia bertemu Nathan lagi. Mereka saling melepaskan
kerinduan seperti layaknya orang pacaran. Milli pulang ke Bandung dengan kepercayaan
bahwa mereka jadian lagi. Padahal Nathan tidak menganggapnya demikian. Milli
kecewa. Peluncuran novel pertamanya, Milli sudah didampingi pacar baru. Nathan
muncul lagi dan menyatakan penyesalannya, minta Milli kembali jadi pacarnya
lagi. Milli marah. Menurut Milli, Nathan sudah seenaknya datang dan pergi dalam
hidupnya. Milli tidak menerima Nathan.
Nathan
pulang ke Jakarta dan berhasil lulus. Milli kembali sibuk dengan novel
keduanya. Milli kemudian putus dengan pacarnya. Nathan kembali ke Bandung.
Mereka berhubungan lagi, tetap dalam ketidakjelasan sebuah komitmen. Hingga
Nathan memberi kabar bahwa dia akan menikah dengan wanita lain dan akan pindah
ke Jakarta. Milli kaget, kecewa, dan marah.
Hidup tetap berlanjut.
Milli menghapus Nathan dari hidupnya. Hingga akhirnya Milli tahu bahwa Nathan
tak pernah benar-benar meninggalkannya.
Resensi Film:
Milli & Nathan
adalah film drama remaja yang dibintangi oleh aktis cantik Olivia Lubis Jansen
yang berperan sebagai Milli dan lawan mainnya yang tidak kalah tampan yaitu
Chris Laurent sebagai Nathan. Skenario film ini sendiri ditulis oleh, Titien
Wattimena, dari Milli dan Nathan remaja hingga dewasa. Yang membuat perbedaan
film ini dengan film remaja lainnya adalah, penggarapannya yang serius, namun
tetap tidak meninggalkan unsur hiburan Mili dan Nathan, sehingga film ini tetap
ringan dan asyik untuk ditonton dan dinikmati. Milli and Nathan bisa dibilang
bukan karya terbaru drama romantis dari seorang Hanny R. Saputra. Beliau dahulu
pernah membuat Film Heart menuai kesuksesan. Yang membedakan Milli dan Nathan
yang merupakan karya dari Hanny R Saputra kali ini adalah Beliau lebih
mengutamakan unsur pendewasaan dalam suatu hubungan asmara. Unsur pendewasaan
tersebut pun bukan langsung di usia dewasa tapi diceritakannya dari kisah
remaja. Jadi terkesan ada suatu proses menuju kedewasaan setiap para pemain di
film ini. Konflik yang sangat nyata dalam film ini adalah tarik ulur hubungan
Milli dan Nathan/
Milli
digambarkan sebagai cewek yang cantik, lucu, dan ceria, tipikal siswi yang
santai dalam belajar karena cita-citanya menjadi seorang penulis. Kemudian, Milli
berhenti kuliah karena ingin fokus membuat novel dan akhirnya sukses menerbitkan
novel, novel pertamanya tentang Nathan. Nathan. Nathan digambarkan sebagai
seorang siswa yang serius, sopan, pokoknya yang ada di fikirannya adalah fokus belajar dan siap kuliah.
Milli dan Nathan adalah teman satu
sekolahan, mereka juga punya sahabat dekat yaitu Asti dan Oji. Kehidupan mereka
tidak berbeda dengan kehidupan nyata yang dialami anak sekolahan jaman
sekarang. Sering bermain bersama dan Milli sering menyontek tugas milik Nathan.
Milli selalu santai dalam belajar karena itu Nathan sering mengajaknya belajar
bersama. Dari situlah hubungan pacaran Milli dan Nathan dimulai. Ketika Nathan
mengajari Milli pelajaran matematika, Nathan mengutarakan perasaannya ke Milli
dengan kata-kata yang lucu dan mampu membuat para penonton malu-malu sendiri.
Setelah itu hubungan mereka layaknya anak SMA yang sedang kasmaran. Banyak hal
yang mereka lalui selama berpacaran, hingga saat lulus SMA, Milli menetap di
Bandung karena ingin memulai karirnya menjadi seorang penulis dan Nathan
melanjutkan pendidikannya di salah satu universitas di Jakarta. Mereka
berpisah.
Keinginan Milli untuk menjadi seorang penulis
disetujui oleh semua anggota keluarganya walau dengan berat hati. Lalu Milli
berhenti kuliah dan mulai fokus menulis. Hubungan keduanya berlangsung sampai
mereka dewasa, hingga mereka sukses di bidangnya masing-masing. Milli merilis
dua novel laris, sementara Nathan lulus dalam waktu yang ia inginkan dan
menjadi lulusan terbaik pula. Selama menempuh jalan untuk mewujudkan mimpinya
masing-masing, keduanya beberapa kali reuni. Dalam beberapa kesempatan
tersebut, Milli mengajak Nathan balikan, tetapi Nathan terus menolak.
Alasannya sama, yaitu ingin konsentrasi kuliah. Atas saran Asti -sahabat dekat
Milli- akhirnya Milli mencoba move on dan mulai menulis novelnya. Saat itu dia
juga udah punya pacar baru, yaitu Oscar dan sejak saat itu, Milli mulai terlihat menikmati hidupnya dengan Oscar.
Lalu Nathan datang dan meminta Milli kembali padanya tetapi Milli menolak,
namun tak lama kemudian Milli dan Nathan kembali lagi menjalin hubungan kekasih.
Sampai pada akhirnya, Nathan kembali mengecewakan Milli dengan mengatakan bahwa
Nathan akan menikah dengan teman sekampusnya. Milli kecewa dan memutuskan untuk
tidak menemui Nathan lagi.
Sampai
waktu hari pernikahan Milli, Asti sahabatnya memberikan surat yang diberikan
Nathan. Nathan menitipkannya pada adiknya dan berpesan agar surat itu diberikan
kepada Milli ketika Milli sudah mendapatkan jodohnya. Surat itu berisi semua
yang terjadi sebenarnya. Nathan tidak pernah meninggalkan Milli dan menikah
dengan wanita lain. Nathan sebenarnya sakit dan Nathan tidak ingin seorang pun
tahu tentang penyakitnya, terutama Milli. Sampai akhirnya Nathan meninggal
dengan semua kenangan dengan Milli.
Milli & Nathan adalah
jenis film yang tidak terikat dengan lokasi. Memang ceritanya berlokasi di
Bandung dan Jakarta, yang terjelaskan dalam dialog sejumlah karakter. Sutradara
mengemasnya begitu rupa sehingga penonton tidak akan sadar mereka sebenarnya
sedang berada di mana. Mayoritas film didominasi oleh close-up wajah
Milli, Nathan, dan wajah keduanya saat bersama. Sisanya adalah ketika kedua
protagonis dengan teman-teman dekatnya, serta beberapa adegan yang
menampilkan lanskap tempat Milli dan Nathan menghabiskan waktu bersama.
Beberapa tempat tersebut adalah sekolah mereka dan sebuah gereja, yang keduanya
tak bernama dan tak punya papan nama. Singkat kata, Bandung dan Jakarta menjadi
tempelan belaka, yang hampir tidak berpengaruh ke cerita. Kedua kota tersebut
hanya menjadi alasan bagi bahasa pergaulan yang dipakai seluruh karakter dalam
film. Kedua kota tersebut juga hanya menjadi alasan verbal, yang menjelaskan
kalau Milli dan Nathan menjalani hubungan jarak jauh tanpa status pacaran.
Prioritas pembuat film Milli & Nathan jelas bukan
mengangkat kedua lokasi ceritanya. Masalahnya, keabaian film terhadap konteks
ruang menjadi titik berangkat keabaian film terhadap logika internal ceritanya.
Apabila memang cerita Milli &
Nathan terjadi di Bandung dan Jakarta, dua kota besar di Indonesia
yang persaingan hidupnya ketat, Milli tidak akan semudah itu menjadi penulis
tingkat nasional dalam waktu singkat. Sebelum Milli mengutarakan niatnya
menjadi penulis, tidak ada adegan yang menjelaskan kalau dia hobi menulis, atau
setidaknya melakukan kegiatan menulis. Tidak ada juga adegan yang menunjukkan
kedekatan dia dengan pihak penerbitan. Dari apa yang ditunjukkan dalam film,
pengalaman menulis Milli baru sebatas menulis sejumlah sajak pendek, yang
dikirim ke Nathan via Blackberry Messenger. Selang beberapa adegan, Milli
tiba-tiba mempresentasikan novel pertamanya, yang dirilis dalam sebuah acara
mewah yang dihadiri banyak orang. Adegan berikutnya, berita soal Milli dan
novel debutnya masuk halaman depan sebuah koran nasional, menjadi tajuk utama
pula. Cukup mengundang logika berfikir saya ketika menonton film ini. Zaman
sekarang segalanya memang serba instan, namun apa yang Milli capai menurut saya
terlalu instan.
Kejanggalan berikutnya yang mengundang Tanya bagi
saya adalah kesuksesan Milli yang dibarengi dengan absensi keluarganya dalam
cerita. Keluarga Milli beranggotakan enam orang, seorang ayah, seorang ibu,
seorang kakak perempuan, dua kakak laki-laki, dan Milli sendiri. Semuanya
ditampilkan di bagian pembuka film, ketika mereka menjalani rutinitas pagi di
rumah. Keputusan Milli untuk berhenti kuliah dan menjadi penulis adalah
keputusan yang penuh risiko, baik dalam kehidupan nyata maupun dalam film.
Logisnya, kesuksesan Milli akan diapresiasi keluarganya, yang paling banyak
berkorban ketika menerima dan mendukung keputusan Milli. Namun, mulai dari
kesuksesan novel pertamanya hingga peluncuran novel keduanya, tidak tampak satu
pun dari anggota keluarga Milli dalam film. Mendadak semuanya menghilang tanpa
sebab, dan baru muncul lagi di akhir film ketika pernikahan Milli dan Kevin.
Absensi tersebut menjadi tanda tanya tersendiri, baik bagi ikatan keluarga
Milli, maupun bagi penggarapan logika dunia cerita Milli & Nathan oleh para pembuat filmnya. Seperti yang
kita ketahui, Milli adalah seorang penulis tanpa gelar sarjana, yang sukses
secara instan di sebuah kota besar di Indonesia, di mana persaingan hidup
begitu ketat. Hal berikutnya yang secara instan tanpa penjelasan yang logis
dalam film ini adalah keberadaan Kevin yang akhirnya menjadi suami dari Milli.
Tidak ada skenario yang menjelaskan keberadaan Kevin sebelumnya. Kevin muncul
dan tiba-tiba menjadi alternatif pilihan bagi Milli.
Menurut saya, film Milli & Nathan dibalik semua
kekurangannya, layak diacungi jempol. Sisi romantis dapat dilihat dari alur
cerita film ini dan pengungkapan rangkaian kata dalam bentuk puisi yang
disampaikan dalam film ini. Dan film ini menjadi sangat menarik dengan
pemilihan lokasi pengambilan gambar. Tempat-tempat romantis menjadi pilihan
tepat untuk film ini.
Banyak
hal yang dapat saya petik setelah menonton film ini. Beberapa diantaranya
adalah kemauan keras yang dimiliki Milli dalam mencapai impiannya menjadi
seorang penulis. Ketulusan yang dimiliki kedua tokoh utama dalam film ini juga
sangat layak di apresiasi. Karakter Milli sebagai seorang perempuan juga
terbilang kuat dan tegar ketika seorang lelaki yang disayanginya meninggalkan
dirinya dan kemudian hadir kembali
membawa harapan. Milli tetap menjadi seorang wanita yang tegar.
Hal
menarik lainnya yang membuat saya menyukai film ini adalah kemampuan akting dari para pemerannya, terutama Olivia Lubis
Jensen dan Chris Laurent. Dalam film ini juga banyak kata-kata mutiara yang
memiliki makna yang cukup dalam. Beberapa yang menjadi favorit saya adalah:
- Gembira dan sedih
itu datangnya satu paket - Milli
- Setelah
matahari, setelah langit, benda yang berwarna cerah adalah harapan -
Milli
- Do what I love
and love what I do - Milli
- Setiap manusia
memiliki sayap untuk terbang. Yang dibutuhkan adalah seseorang untuk
melebarkan sayapnya - Milli
- Seni kehidupan
adalah tinggal bersama luka dan di hari-harinya masih bisa tertawa - Milli
- Cinta itu
seperti kopi, enak diminum kalo masih panas. Tapi resikonya jadi cepat habis.
Biar
gak cepat habis diminumnya pelan-pelan. Tapi
resikonya jadi dingin - Milli
- Aku pergi bukan untuk meninggalkanmu, tapi justru
untuk abadi bersamamu - Nathan
Walaupun pada akhirnya cinta Milli dan Nathan tidak
berakhir dengan happy ending, namun akhir cerita dapat dilihat pengorbanan
seorang Nathan untuk melepas Milli karena penyakit yang diderita oleh
Nathan dan menunjukkan bahwa cinta
memang tak harus selalu memiliki, namun satu hal yang pasti, cinta itu tetap di
hati selamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar